Dedikasikanlah Diri Anda Kepada Sang Bapa

"TUHAN TOLONG SAYA!" saya berseru.

Gambar: KISAH_mengasihi

Nama saya FM. Sejak devaluasi mata uang Kosta Rika, hutang saya menjadi sangat menumpuk. Undang-undang yang baru akan diberlakukan mengatakan bahwa saya harus membayar kembali seluruh hutang saya dengan rasio nilai baru 60:1. Habislah sudah! Saya akan kehilangan segalanya, termasuk rumah tempat ibu saya masih tinggal bersama saya. Sebentar lagi kami akan segera digusur. Suatu ketika saya pergi ke kantor seorang pengacara tanpa menelepon terlebih dahulu. Saya berkata kepada sekretarisnya bahwa saya ingin bertemu dengan pengacara tersebut. Ia meneliti jadwalnya dan melihat bahwa nama saya tidak tercantum dalam daftar. "Saya yakin bahwa nama saya ada di situ!" kata saya dengan nada meyakinkan. Sambil berpikir bahwa itu mungkin adalah kesalahan yang dibuat oleh sekretaris lainnya, kemudian ia menambahkan nama saya pada daftar itu.

Tidak beberapa lama akhirnya saya diizinkan untuk menemui sang pengacara tersebut dan berkata, "Tuhan memberitahukan kepada saya untuk datang dan berbicara dengan Anda mengenai masalah saya". Setelah ia mendengar masalah saya ia menjawab, "Tidak masalah. Kita akan ke pengadilan besok dan kita akan mendepositokan uang di pengadilan. Tetapi sebelum undang-undang baru diberlakukan Anda harus melunasi seluruh hutang ini, dengan kurs lama." Secara ajaib, saya mendapatkan pinjaman uang untuk melunasi seluruh hutang-hutang itu. Tepat sehari setelah saya melunasi hutang-hutang saya, undang-undang yang baru tersebut akhirnya diberlakukan. Itu benar-benar suatu mukjizat.

Sekarang saya mendedikasikan diri saya kepada sang Bapa!
  1. Facebook
  2. Twitter
  3. WhatsApp
  4. Telegram

Saya dibesarkan dalam rumah tangga seorang pemabuk. Pertengkaran antara ayah dan ibu saya sudah menjadi pemandangan yang biasa. Ketika saya berusia 15 tahun, seseorang datang ke rumah dan membawa saya kepada Yesus dan kemudian saya mengakui Dia sebagai Tuhan dan Juru Selamat pribadi saya. Seluruh hidup saya berubah total! Saya menjadi tangan kanan Pendeta gembala dan turut melayani di berbagai daerah di Kosta Rika. Ibu saya pun, walau sudah lumpuh sama sekali, biasanya melayani banyak sekali orang melalui telepon. Banyak orang disembuhkan Tuhan melalui doa ibu saya.

Ketika masuk universitas, saya mulai menyimpang dari jalan yang benar. Tanpa disadari, saya sudah melakukan perbuatan yang dilakukan ayah saya. Saya sudah mampu menghasilkan banyak uang, dan menjelang usia 21 tahun saya pun menjadi peminum alkohol. Saya pun teringat ketika saya masih merasakan kemuliaan Tuhan. Saat itu, ketika saya melihat diri saya dalam keadaan mabuk, pemandangannya hampir sama seperti anak yang hilang dalam perumpamaan Yesus. Seberkas cahaya terang seakan menyinari saya yang berada dalam kegelapan, seperti pemazmur mengatakan, "Aku hendak mengajar dan menunjukkan kepadamu jalan yang harus kau tempuh; Aku hendak memberi nasihat, mata-Ku tertuju kepadamu."

Saya memutuskan untuk kembali kepada Tuhan. Saya kembali ke gereja yang dulu pernah saya tinggalkan ketika saya berusia 16 tahun. Mulai saat itu segala dosa saya diangkat tuntas. Sekali lagi, Tuhan memenuhi saya dengan api dan kuasa-Nya. Setelah pemulihan terjadi saya mengalami banyak sekali mukjizat, salah satunya justru terjadi seiring dengan perubahan undang-undang mata uang. Akhirnya saya memiliki sumber penghasilan yang baik. Bisnis yang saya kelola pun berangsur-angsur menjadi lebih baik.

Setiap hari Minggu saya rutin melayani. Hidup saya pun teratur secara rohani. Tetapi saya tidak melakukan apa yang Tuhan perintahkan. Tuhan berbicara kepada saya untuk pergi keluar dan berkotbah, tetapi saya merasa nyaman. Memang saya mengadakan kelompok-kelompok sel, yang banyak di antaranya menjadi gereja dan secara aktif bertemu, bahkan sampai hari ini.

Lalu datanglah suatu masa hidup yang penuh dengan kelimpahan. Saya menjadi sangat materialistis dan saya dipenuhi dengan kekhawatiran. Saya memunyai banyak karyawan dan pengeluaran. Kemudian saya mulai kehilangan banyak uang dan menimbulkan lebih banyak lagi hutang. Saya menjual segalanya dan memulai lagi dari bawah. Kalau dulu saya memunyai sebuah mobil lengkap dengan sopir, sekarang saya bahkan tidak memunyai uang receh yang cukup untuk naik bus.

Walaupun dalam keadaan demikian, Tuhan menyuruh saya untuk memberikan segala yang saya miliki. Ketika di dalam gereja, saya memasukkan kedua tangan saya ke dalam saku dan mengeluarkan segala yang saya punyai dan memberikannya ke dalam kantong persembahan. Tuhan mengajarkan kepada saya apa arti bergantung sepenuhnya kepada-Nya. Ia berjanji bahwa saya tidak akan tahu bagaimana akan hidupdari satu hari ke hari berikutnya, namun Dialah satu-satunya yang tahu dan akan memelihara dengan menopang saya.

Saya pun mulai benar-benar memberikan seluruh hidup saya kepada Allah dengan segenap hati. Untuk pertama kali dalam hidup kekristenan saya, saya menyadari perbedaannya antara sekadar mengetahui tentang Tuhan dan mengenal Tuhan secara pribadi! Dengan cara duniawi, saya tidak dapat menghitung bagaimana Tuhan akan membayar lunas semua hutang saya. Tetapi Tuhan menunjukkan kepada saya bahwa sekarang saya tidak perlu khawatir dengan semua pekerjaan dan hutang-hutang saya.

Dalam waktu sebulan, suatu kelompok dari Eropa memutuskan untuk membeli bisnis saya. Tuhanlah yang sepenuhnya mengatur itu semua. Saya beralih dari keadaan yang terlilit utang ke keadaan bebas utang. Saya lalu mulai melakukan bisnis di bidang perumahan, keuangan, internet, telekomunikasi, dan lain-lain. Saya tidak merencanakan sesuatu apa pun di dalam usaha tersebut. Sekarang saya mendedikasikan diri saya kepada sang Bapa!

Orang-orang di dunia ini berpikir bahwa kesuksesan selalu ditandai dengan mengendarai suatu mobil mewah dan memunyai sebuah rumah mewah, tetapi kesuksesan sejati adalah mengetahui kehendak Tuhan untuk hidup kita dan mengenal Dia secara pribadi. Saya ingin agar hati saya siap menjadi murni untuk kapan saja dan apa saja yang Tuhan minta untuk saya kerjakan.

Download Audio

Disadur dari Full Gospel Business Men's VOICE Vol. 50, No. 3

Diambil dan disunting dari dari:
Judul majalah : SUARA, Edisi 73, Tahun 2004
Penulis : Fernando Milanes
Penerjemah : Manimbul L. Sitorus
Penerbit : Communication Department Full Gospel Business

Men's Fellowship International Indonesia

Halaman: 21 -- 26

Tinggalkan Komentar