Keputusanku terhadap Panggilan Tuhan

Oleh: Illene Victoria

Gambar: KISAH_bukti

Saya, Illene Victoria, mahasiswa semester tujuh berusia 21 tahun. Saya adalah orang yang tertarik dengan hal-hal yang berbau rohani sejak dulu. Namun, saya sendiri tidak pernah serius dalam menjalin hubungan saya dengan Tuhan. Saat itu, saya masih malas bersaat teduh dan merenungkan Alkitab. Pelayanan pun juga asal-asalan. Sampai pada suatu masa di mana saya berumur 19 tahun, saya sadar, saya mengalami banyak pertolongan Tuhan yang nyata dalam hidup saya. Tuhan menarik saya kembali untuk bersekutu dengan Dia, merasakan kehadiran-Nya, dan mendengar pesan dari-Nya. Banyak hal yang membuat saya bertumbuh dan bergairah kembali dalam Tuhan.

Saya dapat merasakan hal yang luar biasa tersebut karena adanya orang-orang yang membantu saya untuk bertumbuh, khususnya dari pelayanan pemuda di gereja tempat saya berasal yang dulunya tidak memiliki dampak apa pun pada gereja. Akan tetapi, pelayanan mereka mulai bertumbuh dan berkembang pesat sejak Pastor Youth saya pulang dari sekolah-singkat Proskuneo di Bandung. Ketika ia pulang, ia membawa api yang besar sehingga cara dan tata ibadah youth pun diubah. Mereka yang tadinya mudah bosan untuk berdoa, memuji Tuhan dengan lesu dan malas pergi ibadah, berubah total menjadi sebaliknya. Mulai dari situ, ada kegerakan yang besar dalam gereja saya. Tepat di usia saya yang ke-20, saya memutuskan untuk lebih sungguh-sungguh hidup di hadapan Tuhan.

Tepat di usia saya yang ke-20, saya memutuskan untuk lebih sungguh-sungguh hidup di hadapan Tuhan.
  1. Facebook
  2. Twitter
  3. WhatsApp
  4. Telegram

Singkat cerita, pada bulan Mei 2014, ada satu acara semacam KKR (Kebaktian Kebangunan Rohani) di gereja saya. Acara ini mirip seperti KKR pada umumnya, hanya saja peserta dan pelayannya adalah anak-anak muda. Para pelayan KKR itu dari Bandung, dan anak-anak youth di tempat saya berperan sebagai tuan rumah. Jadi, kami lebih mendahulukan para peserta di luar gereja kami untuk dilayani. Kemudian, saat saya menyaksikan kuasa Tuhan yang terjadi di sana, saya melihat orang-orang dipulihkan dan diubahkan. Ada perasaan yang timbul dalam hati saya. Perasaan itu seperti keinginan yang tiba-tiba muncul dalam hati saya, "Saya tidak mau terus-terusan jadi orang yang duduk menikmati dan dilayani. Saya pun mau melayani. Pergi ke banyak tempat, memberitakan kabar baik, dan memeluk mereka yang hancur."

Sebelum acara ini, beberapa tahun yang lalu, pernah ada satu acara KKR di Temanggung yang dilayani orang-orang dari gereja. Pada waktu itu, saya ditugaskan sebagai catcher (penangkap jiwa - Red.) saat pengurapan. Saat saya memegang mereka dan melihat mereka menangis, saya sendiri pun ikut menangis. Hati saya tergerak saat melihat itu. Kemudian, pernah juga di suatu acara berdoa pemuda, beberapa teman saya bernubuat untuk saya dan berkata, "Tuhan akan pakai mulutmu untuk bersaksi di mana pun kamu berada," dan ada yang lainnya yang mendapat ayat, "Jika Tuhan ada di pihakmu, maka siapa lawanmu?" Saat itu, saya tidak mendapat gambaran tentang apa panggilan pelayanan saya karena saya merasa bahwa saya tidak memiliki keterampilan dalam bidang pelayanan. Akan tetapi, kejadian-kejadian tersebut menuntun saya sampai saat ini.

Seperti yang sudah saya nyatakan sebelumnya, saya sudah memutuskan untuk serius dalam menjalani hubungan saya pribadi dengan Tuhan. Pada waktu itu, saya pun menanyakan apa yang menjadi panggilan saya karena saya berpikir saya juga mau menyenangkan Tuhan di sisa hidup saya. Sampai pada akhirnya, saya membaca buku The Purpose Driven Life karya Rick Warren yang saya rasa telah meneguhkan keinginan saya untuk mencari panggilan saya. Kemudian, selama membaca buku tersebut, teman saya mengajak saya untuk ikut dalam komunitasnya. Pada awalnya, dia meminta bantuan saya untuk ikut dalam pelayanan komunitas itu. Akan tetapi, pada akhirnya, saya merasa bahwa saya di situ bukan sekadar membantu. Itu memang menjadi tugas saya, dan saya merasa bahwa saya berada di tempat yang tepat.

Melayani-Mu

Pada awalnya, saya sulit untuk mengambil keputusan untuk ikut teman saya ke komunitasnya atau tidak karena saya butuh waktu untuk berpikir dan mematangkan hati saya dengan hal yang nantinya akan saya lakukan. Jadi, komunitas ini kental dengan pemuridan. Walaupun masih baru dan belum berkembang luas, mereka sudah mendatangi banyak sekolah untuk melakukan misi mereka, yaitu membawa anak-anak untuk mengenal Tuhan Yesus agar mereka menjadi percaya dan diselamatkan. Nantinya, mereka pun akan dimuridkan dan memuridkan. Saya berpikir selama seminggu hanya untuk mengatakan "ya" kepada teman saya. Namun, karena masih baru bergabung dan belajar, saya dimuridkan terlebih dahulu sebelum nantinya pelayanan saya berkembang dan memuridkan adik-adik saya yang lain.

Pertama kali saya bergabung, saya merasa minder karena saya merasa tidak memiliki kemampuan apa pun, apalagi dalam kemampuan berbicara. Namun, saya ingat akan semua kejadian yang tadi saya ceritakan, dan saat itu saya mendapat pesan, "God does not call the qualified, He qualifies the called". Kalimat itu cukup dalam karena dari situ saya tahu, Tuhan tidak memanggil orang-orang hebat yang memenuhi syarat. Dia memanggil orang yang mau memenuhi panggilan-Nya. Walaupun orang itu merasa tidak mampu, tetapi jika Tuhan yang sudah memanggil, Ia sendiri yang akan memampukan. Dan, jika saya dipercaya dan ditempatkan bersama dengan orang-orang hebat seperti mereka, berarti Tuhan tahu, saya sama hebatnya dengan mereka.

Panggilan Tuhan

Dari komunitas itu, saya mulai tergabung untuk melayani ke sekolah-sekolah. Dari sana, saya tahu panggilan pelayanan saya mulai digenapi. Meskipun saya masih cukup baru dan belum memuridkan, saya merasa senang karena apa yang ada di hati saya saat KKR itu sudah mulai terlihat buahnya. Dan, meskipun buah itu belum banyak dan lebat, saya senang karena Tuhan memercayakan hal ini kepada saya. Tidak peduli saya akan dibawa ke mana, saya bisa atau tidak, saya nanti seperti apa, tetapi inilah jalan yang saya tempuh yang mengantarkan saya sampai pada hari ini. Dan, di sinilah saya, magang di tempat pilihan yang juga sudah Tuhan setujui. Kemudian, menulis kesaksian ini kepada Anda sembari terus menyiram dan memberi pupuk pada rencana Tuhan dalam hidup saya sendiri agar kelak bisa menghasilkan buah yang lebat.

Dari kesaksian ini, saya berharap tulisan saya bisa menjadi berkat untuk Anda. Saya berdoa agar Anda yang belum menemukan panggilan pelayanan, segera mendapatkannya. Dan, sementara menunggu, jangan jemu-jemu untuk meminta. Bangun hubungan Anda semakin intim dengan Tuhan karena pada dasarnya kita semua memiliki tugas masing-masing yang sudah Tuhan rancangkan dalam hidup kita sejak dulu. Bagi Anda yang sudah menemukan panggilan Anda, saya berdoa supaya Anda semakin bertumbuh dan berbuah lebat di dalam Tuhan. Teruslah berpegang teguh dan setia dalam pelayanan. Akan ada banyak hal besar menanti dalam hidup Anda. Jangan lupa untuk tetap terus menomorsatukan Dia dalam segala hal. Tuhan Yesus memberkati.

Aku menjadi pelayan Injil sesuai dengan karunia dari anugerah Allah, yang diberikan kepadaku menurut pekerjaan kuasa-Nya. (Efesus 3:7, AYT)

Download Audio

Tinggalkan Komentar