Kisah Pertobatan dan Pembebasanku dari Rasa Sakit Hati dan Kebiasaan Berdosa
Terpeliharanya hidup tidak bergantung pada seberapa kaya atau cukupnya hidup seseorang. Demikianlah yang terjadi dalam hidupku. Orang tuaku bekerja sebagai wiraswasta, dan hidup kami berkecukupan secara materi. Akan tetapi, keluargaku tidak bahagia karena perhatian dan kasih sayang di antara anggota keluargaku sangat kurang. Pertengkaran satu sama lain sering terjadi, kesalahan kecil pun yang aku lakukan tidak jarang membuatku mendapatkan omelan-omelan kasar yang menyakitkan. Orang tuaku sering mengatakan bahwa aku adalah anak perempuan yang bodoh, tidak cantik, dan tidak menghargai orang tuaku. Hal itu tentu saja membuatku sangat kecewa terhadap mereka.
Aku bertumbuh menjadi anak perempuan yang rendah diri dan penakut. Aku takut orang lain juga akan menolakku dan mengatakan hal-hal buruk tentang diriku. Akhirnya, aku mencari pelarian ke pendidikan, aku menyibukkan diri untuk mengerjakan tugas-tugas sekolah dan pelajaran-pelajaran yang kudapatkan. Aku mengejar kepopuleran. Aku memang berhasil menjadi juara kelas terus, bahkan terpilih juga sebagai siswa teladan sewaktu SD dan SMP. Namun, aku tidak bahagia dan tidak merasa puas karena aku selalu hidup dalam ketakutan. Di sisi lain, aku menjadi sombong dan sering merendahkan teman-temanku. Aku tahu dan sadar bahwa semua yang aku perbuat itu tidak benar. Meskipun aku selalu rajin beribadah di gereja dan aktif dalam kegiatan-kegiatan rohani, tetapi aku tidak mampu keluar dari dosa-dosaku dan sakit hati yang menjeratku. SUNGGUH SANGAT MENGENASKAN!!!
Suatu hari, ketika aku masih duduk di bangku kelas 3 SMP, ada seorang siswa SMA yang menjelaskan kepadaku tentang status semua orang di dunia dan hukuman di balik semua itu. "Semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah" (Roma 3:23), dan upah bagi semua orang yang berdosa adalah maut atau kematian kekal di neraka.
Jelas aku tidak mau mendapatkan tempat di neraka! Karena itu, aku mengakui dosa-dosaku waktu itu dan tidak mau mengulanginya lagi. Lalu, aku memohon pertolongan Tuhan Yesus yang telah mati bagiku di kayu salib untuk menebus dosa-dosaku. Aku juga mengundang-Nya masuk ke dalam hatiku sebagai Tuhan yang berhak mengatur hidupku dan sebagai Juru Selamatku secara pribadi. Aku tidak mau terus-menerus hidup dalam dosa-dosaku, keminderanku, dan rasa sakit hatiku.
Setelah aku berdoa, aku merasa lega sekali. Aku sangat bersukacita. Aku berjumpa dengan Pribadi yang mengasihiku dan yang tidak akan menyakitiku. Aku juga sangat yakin kalau dosa-dosaku sudah diampuni dan aku memperoleh jaminan dari Tuhan Yesus bahwa aku tidak akan masuk neraka. Sebab, itulah janji-Nya dalam Yohanes 5:24, "Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup." Karena aku sudah diampuni, mulai saat itu aku belajar mengampuni orang tuaku dan menghargai teman-temanku. Aku memang tidak selalu berhasil, terkadang aku masih jatuh bangun. Namun, aku tidak takut karena keselamatanku tidak akan hilang. Keselamatan yang kuperoleh dari Tuhan Yesus ini bukan karena jerih lelahku. Sejak waktu itu, Tuhan Yesus semakin mengubah hidupku lewat firman-Nya yang kupelajari dalam kelompok Pemahaman Alkitab. Bersama teman-temanku, aku belajar suatu kebenaran bahwa hidupku ini penting dan berharga. Aku tidak perlu takut dan minder lagi. Semakin hari, aku semakin mengenal Tuhan dan kasih-Nya. Oleh karena itu, aku semakin dipuaskan dengan sukacita yang sejati.
Maukah kamu mengalami seperti yang aku alami? Mendapatkan keselamatan jiwa dan kebebasan? Datanglah kepada Tuhan Yesus dan mintalah pengampunan dari-Nya atas dosa-dosamu. Terimalah Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamatmu secara pribadi. Kamu pasti bisa merdeka dari dosa dan hukuman kekal. Tuhan Yesus mengasihi kita.
"Pastikan supaya jangan ada seorang pun yang kehilangan anugerah Allah; pastikan juga supaya jangan ada akar pahit yang tumbuh dan menimbulkan masalah sehingga mencemari banyak orang." (Ibrani 12:15)