Mukjizat itu Nyata

Saya dan suami menikah pada bulan Mei 2005. Sejak menikah, kami memang berencana untuk langsung memiliki "momongan". Bulan demi bulan berlalu, saya tidak kunjung hamil, namun kami belum terlalu kuatir dan yakin bahwa itu hanya soal waktu saja.

Setahun berlalu, dan saya belum juga hamil, kami memutuskan periksa ke dokter. Pemeriksaan awal dilakukan pada saya, yaitu USG, dan hasilnya baik. Dokter kemudian meminta suami untuk diperiksa juga, dan itulah awal perjalanan panjang kami dimulai. Dari hasil pemeriksaan, ternyata sperma suami saya amat sangat sedikit, hanya 800 rb/ml, sementara untuk terjadinya suatu kehamilan dibutuhkan minimal 20 juta sperma/ml. Kami berdua sangat terkejut mendapati kenyataan ini. Dokter memvonis bahwa sangat kecil kemungkinan saya bisa hamil dengan jumlah sperma suami yang sangat minim. Suami lalu menjalani pengobatan hormonal, namun tidak berhasil meningkatkan jumlah spermanya. Dokter menduga adanya kerusakan bawaan, yang berarti tidak bisa diobati lagi, dan menyarankan untuk program bayi tabung, yang membutuhkan biaya sangat besar (50 juta) dan memiliki tingkat keberhasilan yang kecil, hanya sekitar 30 persen.

Kami sangat "down", kecewa, marah, takut, dan depresi. Saya merasa Tuhan tidak adil dengan memberikan cobaan begitu berat bagi kami. Banyak orang yang tidak ingin punya anak, tapi dengan mudahnya bisa hamil, sementara begitu banyak pasangan yang berusaha segala cara untuk bisa hamil, namun belum berhasil juga. Namun suami saya selalu mengingatkan, bahwa kami tidak boleh mengeluh dan menyalahkan Tuhan. Tuhan itu sangat adil dan rencana-Nya adalah yang terbaik bagi kami, walaupun tidak bisa kami pahami. Saya mencoba untuk pasrah dan menerima kenyataan, bahwa mungkin saja kami tidak diizinkan memiliki keturunan, dan mungkin itu jalan terbaik dari Tuhan bagi kami. Walaupun demikian, dalam hati kecil, saya tetap yakin bahwa kami bisa punya anak bila terus berdoa dan berusaha karena tidak ada doa yang sia-sia. Dalam setiap doa kami, kami selalu panjatkan permohonan itu pada Tuhan. Kami tetap menjalani bermacam-macam pengobatan, medis, tradisional dengan jamu-jamuan, refleksi, dan sebagainya. Kami juga berusaha tidak memaksa Tuhan untuk memberikan hasil seperti yang kami inginkan. Setiap kali kami merasa "down", Tuhan selalu menguatkan kami, entah lewat teman, kerabat, lewat khotbah pastur/pendeta (suami saya Kristen dan saya Katolik), maupun lewat keluarga. Tuhan tidak pernah meninggalkan kami sendirian. Saya ingat dalam suatu kebaktian di gereja suami, saat saya berdoa dan menangis dalam hati, mengeluh pada Tuhan mengapa berat sekali masalah kami, begitu sulit untuk punya anak, dan tiba-tiba pendeta berkhotbah demikian, "Don`t tell God how big your problems are, but tell your problems how big God is." Kata-kata itu sangat menyentuh saya, dan saya tersadar, sungguh bahwa masalah saya tidak ada artinya bagi Tuhan, karena kalau Tuhan sudah buka jalan, tidak ada yang mustahil.

Kami mulai menjalani hari-hari kami tanpa beban dan selalu mensyukuri setiap berkat yang kami terima. Bulan April 2007, saya terlambat datang bulan. Saya tidak berpikir apa-apa, karena sudah biasa jadwal mens saya mundur. Bulan mei 2007, setelah telat mens dua minggu, iseng-iseng saya "testpack", dan Puji Tuhan, hasilnya positif! Bagai mimpi buat kami berdua. Hari itu saya juga berulang tahun dan ulang tahun perkawinan kami yang ke-2. Ajaib, Tuhan memberikan kami kado terindah, menjawab doa, dan menjadikannya sebagai kado istimewa buat kami berdua. Tuhan sungguh baik. Sekarang kehamilan saya sudah memasuki minggu ke-38 dan sedang menanti kelahiran anak kami ini dengan penuh sukacita. Terima kasih Tuhan, selama ini semuanya berjalan lancar. Terima kasih ya Tuhan, untuk kemurahan-Mu, kebaikan-Mu, Kau sungguh mendengar doa-doa kami.

Ada satu lagu yang selalu kami nyanyikan untuk menguatkan kami: "Mukjizat Itu Nyata".

Tak terbatas kuasa-Mu Tuhan
Semua dapat Kau lakukan
Apa yang kelihatan mustahil bagiku
Itu sangat mungkin, bagi-MU

Di saatku tak berdaya
Kuasa-Mu yang sempurna
Di saatku percaya, mukjizat itu nyata
Bukan karena kekuatan
Namun Roh-Mu ya Tuhan
Di saat ku berdoa, mukjizat itu nyata

Demikianlah kesaksian saya, semoga berguna dan bisa menguatkan iman kita semua. Puji Tuhan, Dia sungguh baik. Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan, tidak ada doa yang sia-sia, dan waktu-Nya tidak pernah salah.

Diambil dan diedit seperlunya dari:

Nama situs : Pondok Renungan
Judul asli artikel : Mukjizat Itu Nyata - Akhirnya Aku Hamil ....
Penulis : Lanny
Alamat URL :

http://pondokrenungan.com

Tinggalkan Komentar