Natal -- Waktu Untuk Beribadah
Setiap tahun menjelang liburan Natal, pelukis-pelukis di kota kami membuat gambar suasana Natal pada jendela-jendela toko. Saya dan suami saya baru saja mengamat-amati dari dalam toko kami sewaktu seorang wanita muda mulai melukis jendela toko kami.
Mula-mula, di satu sudut jendela, ia melukis sebuah bintang. Lalu di sudut yang lain ia menggambar seekor domba putih, dan sedikit demi sedikit dengan rasa ingin tahu yang semakin besar, kami mulai melihat sketsa seorang manusia. Akhirnya pelukis itu mengajak kami pergi ke luar melihat lukisan yang sudah selesai: Hari Natal pertama. Ia menggambar Maria, dan bayi Yesus tidur di pangkuannya. Lukisan itu memang bukan karya seni yang besar, tetapi lukisan itu menggambarkan kasih yang begitu tulus yang menyentuh hati saya.
Kami bertiga menyeberangi jalan supaya dapat melihatnya dari jarak jauh. Dan pada waktu yang bersamaan, sebuah mobil berhenti tidak jauh dari tempat kami berada. Seorang ibu dan keempat anaknya berlari berhamburan ke luar dari mobil dan dengan gembira mereka menuruni jalan sambil menunjuk bermacam-macam lukisan bersalju dan sinterklas dengan rasa kagum. Akan tetapi, waktu mereka mendatangi toko kami, yang paling kecil di antara anak-anak itu, seorang anak laki-laki, tertinggal dari yang lainnya.
Ia berdiri tidak bergerak, seakan-akan tertegun menatap bayi Kristus. Lalu ia menjinjitkan kakinya, dan tangannya bergerak berusaha menjangkau dan menyentuh jemari mungil sang bayi.
"Jangan!" seru pelukis itu. "Lukisan itu masih basah." Setelah kami menyeberangi jalan, tampak jelas ada noda kecil pada permukaan lukisan. Pelukis itu mengeluarkan kuasnya untuk memperbaikinya, tetapi suami saya mencegahnya.
"Biarkan saja," kata suami saya. Saya tahu maksudnya. Sepanjang masa Natal, noda kecil itu mengingatkan kami bahwa Natal adalah waktu untuk mengasihi dan menyembah Juru Selamat kami tanpa rasa malu.
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul buku | : | Kisah Nyata Seputar Natal |
Judul buku asli | : | The New Guideposts Christmas Treasury |
Penulis artikel | : | Ruth Ikerman |
Penerjemah | : | Christine Sujana |
Penerbit | : | Yayasan Kalam Hidup, Bandung 1998 |
Halaman | : | 24 -- 25 |