Tegar Melewati Badai
Ketika belajar di SMUK saya telah membuat suatu keputusan yang sangat bertentangan dengan keyakinan keluarga, saya merasakan sentuhan kedamaian dalam suatu misa yang menyebabkan satu keharuan yang menyelimuti hatiku. Sejak itu saya memiliki komitmen untuk untuk menerima Kristus sebagai Juru Selamat dalam hidup dan saya mulai hidup baru dengan menggunakan Yesus sebagai andalan dalam hidup.
Pada 1987 saya lulus dari kuliah dengan gelar Sarjana, dan mencoba membuka suatu usaha di bidang kontraktor finishing pengecatan. Saya bersyukur karena kebaikan Tuhan yang telah memberikan proyek-proyek kepada saya. Semenjak memasuki perkawinan pada 1989, saya semakin bertumbuh dalam iman, tetapi Tuhan memberikan banyak kejadian yang menjadi pengalaman dalam pribadi saya.
Pada 1992 saya mengalami masalah dengan perizinan dan pembangunan rumah yang kami tempati, tetapi Tuhan ikut campur menyelesaikan masalah tersebut setelah kami datang dan berharap kepada-Nya. Pada saat krisis ekonomi melanda negeri ini pada 1987, saya sedang menangani proyek pengecatan di Surabaya dan Bali. Dampak krisis ekonomi yang sangat hebat tersebut telah menghambat pekerjaan-pekerjaan proyek kami, dan dalam waktu sangat singkat kami harus mengalami kesukaran karena tagihan-tagihan yang sudah jatuh tempo dari mitra bisnis kami tidak dilunasi, sehingga kami mengalami banyak kerugian.
Banyak proyek-proyek properti yang menggunakan alasan krisis ekonomi untuk menunda pembayaran tanpa diketahui kapan akan dimulai lagi. Keuangan perusahaan kami menjadi sangat kacau karena saya harus tetap membayar kewajiban kepada supplier, sedangkan pembayaran proyek kepada kami macet dan tidak dibayar.
Saya terus berdoa agar krisis ekonomi segera berlalu, tetapi lain kenyataannya karena semakin hari keadaan semakin parah. Dalam sekejab usaha yang telah saya bangun dari nol selama bertahun-tahun terpuruk karena krisis yang sulit untuk dihindari. Bukan hanya kebimbangan akan masa depan usaha, keluarga, serta nasib puluhan karyawan saya tetapi jiwa saya juga tergoncang sangat hebat.
Saya bersyukur karena saya tetap teguh dan mengucap syukur dalam keadaan yang sulit itu, saya dan istri menetapkan hati untuk semakin berserah pada Tuhan. Kami tetap terus memuji Tuhan selama terjadi masa krisis, kami minta pertolongan Tuhan untuk membayarkan hutang-hutang bank sehingga tidak perlu melakukan pengurangan karyawan, dan usaha kami dapat berjalan hingga saat ini.
Pada saat hati kami semakin membara untuk melayani Tuhan, pada 2001 saya menjadi member FGBMFI (Full Gospel Bussiness Men's Fellowship International), dan kami mendapat proyek-proyek pengecatan baru sehingga perusahaan kami dapat kembali berjalan dengan baik hingga sekarang.
Dulu saya adalah seorang pendengar, tetapi setelah Tuhan membawa saya berjalan melampaui berbagai "badai kehidupan" semakin membuat saya berarti sebagai pengikut Kristus. Saya tidak perlu lagi kuatir, karena dengan menyerahkan pengharapan dan masa depan kita pada Tuhan, maka kita akan ditolong-Nya. Bahkan kita akan dimampukan untuk mengampuni orang yang bersalah dan memberikan berkat atas orang yang telah bersalah pada kita.
Kata Bijak: "Ya TUHAN, bukit batuku, kubu pertahananku dan penyelamatku, Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung,perisaiku, tanduk keselamatanku, kota bentengku!" (Mazmur 18:2)
Buku: Majalah SUARA
Judul Kisah/Kesaksian: Tegar Melewati Badai
Penulis: Ir. FX Juwono Purwanto, Surabaya
Penerbit: Full Gospel Bussiness Men's Fellowship International
Halaman: 24-26