Orang yang Paling Saya Benci di Dunia
Pada saat kuliah, saya tinggal di rumah seorang perwira polisi. Dia adalah orang yang keras dan kasar; bukan tipe orang yang menyenangkan. Anda pasti akan memilih menjauh darinya daripada berada di dekatnya. Setelah bertahun-tahun kemudian, kami bertemu lagi. Kali ini dia adalah orang yang benar-benar berbeda. Ia menjadi begitu baik dan ramah, orang yang sangat menyenangkan untuk kita bergaul. Saya bertanya padanya, apa yang membuat ia berubah begitu drastis dan luar biasa seperti ini? Ia berkata telah mengalami perjumpaan dengan Yesus. Hidupnya sungguh berubah drastis, bukan saja dalam karakter, tapi juga kariernya dalam kepolisian. Selama ini pangkatnya tertingginya hanya sersan. Namun setelah menerima Yesus, kariernya melesat dalam waktu singkat, pangkatnya menjadi Inspektur Kepala. Yang mana hal itu adalah hal yang sangat sulit di negara yang mayoritas masyarakatnya non-Kristen.
Namun, perubahan itu tidak lantas membuat saya menjadi senang bergaul dengannya. Sebaliknya, saya semakin menjauhinya. Karena ada dua macam orang yang saya paling benci di dunia ini, yang pertama adalah agen asuransi dan kedua adalah seorang Kristen yang sejati. Mengapa? Karena mereka adalah orang yang pantang menyerah dalam mengganggu ketenangan hidup orang lain. Demikianlah pandangan saya tentang orang Kristen saat itu. Dan benar juga, ia tidak pernah menyerah, perwira polisi itu terus datang pada saya, tapi saya tidak menghiraukan atau menggubrisnya. Ia bahkan berdoa agar kami dapat memiliki anak lagi, dan benar juga doanya, istri saya hamil kembali. Saat kehamilannya memasuki usia 6 bulan, ada sebuah masalah terjadi dan dokter berkata kami harus merelakan anak itu. Bila tidak, nyawa ibunya yang dipertaruhkan. Istri saya kemudian berseru kepada Yesus untuk menolongnya. Di rumah sakit itu Yesus datang dan menjumpainya dan istri saya pun menerima Yesus dalam hidupnya. Yang terjadi kemudian anak saya yang terakhir dapat lahir dengan selamat dan sehat.
Istri saya mengalami perjumpaan pribadi dengan Yesus pada tahun 1989. Setiap akhir pekan, dia membawa dua anak perempuan saya ke gereja untuk beribadah. Sebagai seorang usahawan, saya tidak pernah masuk ke gereja, saya hanya mengantar mereka sampai depan gereja dan kemudian meneruskan kesibukan saya. Sejak dia hidup dalam Yesus, saya melihat istri saya begitu berubah. Ia menjadi penuh kebaikan dan kasih, ia bahkan mengasihi saya lebih lagi. Saat itu usaha kami bertumbuh menjadi lebih besar dan lebih besar lagi, sehingga permasalahan yang datang juga lebih besar dan rumit. Hal itu membuat saya tidak bisa tidur tiap malam, karena begitu banyak persoalan yang harus saya pikirkan. Tapi saya melihat istri saya tidur dengan tenang damai, padahal dia adalah partner usaha saya, dia yang memegang keuangan dalam perusahaan kami. Bukankah kita menghadapi permasalahan dan pemikiran yang sama mengenai perusahaan, tapi mengapa ia bisa tidur setenang itu. Saya bertanya padanya, "Mengapa engkau bisa setenang dan sedamai itu? Ia menjawab, "Terimalah Yesus dalam hatimu, maka akan ada damai di hatimu."
Namun hal itu tidak membuat saya berubah. Entah mengapa saya menjadi membencinya, padahal tidak ada yang salah pada dirinya. Mungkin kemarahan saya berdasarkan kecemburuan yang tidak saya sadari, kecemburuan akan ketenangan, kedamaian, sukacita, dan kasih yang dimilikinya, sementara saya tidak memilikinya. Setiap hari saya berubah menjadi kasar padanya. Setiap dia akan pergi ke gereja, saya mengintimidasinya, mencari-cari keributan, dan mengacam untuk menceraikannya bila ia tetap seperti itu. Tapi ia bergeming, ia tetap tenang dalam menghadapi saya dan tetap mengasihi saya. Tahun 1993, saya mendapatkan begitu banyak masalah yang tidak dapat saya selesaikan, masalah itu begitu menumpuk, membuat saya begitu galau. Saya butuh kedamaian, saya butuh pemecahan atas masalah-masalah saya. Jadi suatu hari saya menemani istri saya ke gereja untuk pertama kalinya. Dan di situlah saya menemukan apa yang saya cari-cari selama ini -- kedamaian, ketenangan, sukacita, dan kasih.
Saya pun luluh. Saat itu saya menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dalam hidup saya. Sejak itu hidup saya sungguh berubah drastis. Saya adalah sebuah ciptaan yang baru, Dia memberikan saya hidup yang baru. Tuhan mengubah cara pandang dan cara berpikir saya saat saya menekuni firman-Nya setiap hari. Dan luar biasanya, setiap doa saya pasti dikabulkan atau dijawab oleh Tuhan. Seperti saat-saat sulit dalam keuangan, dan hal-hal ketika saya butuh campur tangan Tuhan. Hal itu membuat saya semakin percaya kalau saya sedang menyembah Tuhan yang hidup, tidak ada keraguan terhadap-Nya. Hal itu berdampak dalam hidup saya sehari-hari. Saya menjadi memiliki kepercayaan diri yang tinggi dalam mengerjakan hal-hal yang sulit dan dihindari orang. Tapi Tuhan membuat saya teguh dan kuat menghadapi bagaimanapun tantangannya. Membuat saya hidup berkemenangan melewati saat sesulit apa pun.
Seperti contohnya belum lama ini saya mengalami kesulitan finansial dengan berutang pada bank dalam jumlah yang sangat besar. Saya harus menjual properti saya untuk bisa melunasi hutang tersebut. Tapi menjual properti tidak semudah membalikkan tangan, sangat sulit menemukan pembeli dengan harga yang pas, semua pembeli menawar dengan harga yang sangat jauh di bawah normal, sehingga walaupun properti terjual, nilainya tidak bisa untuk membayar utang pada bank. Untuk menanti pembeli yang tepat butuh waktu lama, sementara utang harus segera dibayarkan. Saya berdoa meminta petunjuk Tuhan untuk dapat melalui krisis ini. Dan Tuhan memberikan jawaban. Ia memberikan strategi yang rinci bagaimana saya bisa keluar dari krisis ini, bahkan Tuhan menunjukkan orang yang mau membeli properti saya dengan harga yang pas. Sungguh luar biasa Tuhan itu! Di dalam Yesus ada jaminan keselamatan, jaminan doa yang dijawab, dan jaminan damai sejahtera. Tuhan telah memberkati saya dengan banyak hal, Dia juga rindu untuk memakai Anda dan memberkati Anda.
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Nama majalah | : | VOICE Indonesia, Edisi 95, Tahun 2008 |
Penulis | : | LM |
Penerbit | : | Communication Department -- Full Gospel Business's Men Fellowship International -- |
Indonesia: Yayasan Usahawan Injil Sepenuhnya Internasional (PUISI), Jakarta | ||
Halaman | : | 21 -- 24 |