Pertolongan yang Tidak Pernah Terlambat
Oleh: Odysius B. Temara
Bersyukur untuk kasih karunia Tuhan yang selama ini tidak henti-hentinya saya rasakan dalam kehidupan saya. Pada kesempatan kali ini, saya ingin berbagi tentang kisah pengalaman hidup saya.
Semasa kuliah, saya merasa bahwa saya adalah salah satu orang yang paling beruntung karena hampir selalu mendapatkan kemudahan dalam studi saya. Saya mendapatkan dosen-dosen yang ramah, teman-teman yang selalu mendukung saya, bahkan para staf akademik yang sangat bisa diajak bekerja sama. Semuanya berjalan sesuai dengan apa yang saya rancangkan sampai tiba-tiba segalanya berubah ketika saya menginjak semester akhir. Saya sangat terkejut ketika mengetahui bahwa saya diberi dosen pembimbing yang terkenal sangat sulit untuk penulisan skripsi saya. Beliau adalah salah satu dosen yang paling sibuk dan paling susah untuk dihubungi, terlebih untuk konsultasi. Pernah sampai tiga minggu beliau keluar kota, sakit, dan terlalu sibuk dengan tugas-tugas mengajar sehingga skripsi saya menjadi terbengkalai karena saya tidak bisa berkonsultasi dengan beliau. Ketika saya sedang berkonsultasi dengan beliau, sering kali beliau juga menyelipkan kalimat-kalimat sarkastik yang terkadang membuat saya lebih tertekan lagi.
Seiring berjalannya waktu, teman-teman saya mulai lulus satu per satu, dan saya masih terjebak. Pada saat itu, saya merasa sangat kesal karena skripsi saya tidak kunjung selesai. Bukan karena saya yang malas-malasan, tetapi karena sulitnya menemui dosen pembimbing saya. Saya sempat mempertimbangkan untuk pindah pembimbing, tetapi rasanya sangat sayang kalau harus mulai dari awal lagi. Saya menceritakan keluh kesah saya kepada orang tua saya. Ayah saya menyarankan saya untuk lebih giat lagi berdoa, serahkan semuanya kepada Tuhan. Saya berdoa kepada Tuhan supaya Dia melembutkan hati dosen pembimbing saya dan juga memberi kekuatan dan kesabaran untuk saya dalam menghadapi beliau. Hari demi hari, saya berdoa dan sedikit demi sedikit tampak mulai terjadi perubahan pada sikap dosen pembimbing saya. Perubahan sikap itu tidak hanya terjadi kepada saya, tetapi juga kepada anak bimbingannya yang lain.
Akhirnya, dengan proses yang cukup panjang, saya berhasil menyelesaikan skripsi saya dan lulus pada 12 Agustus 2014. Meskipun rancangan saya gagal untuk bisa lulus dalam 3,5 tahun, saya merasa bersyukur karena pertolongan Tuhan tidak pernah terlambat bagi saya sehingga saya masih bisa lulus tepat waktu. Sampai sekarang, saya senantiasa mengucap syukur kepada Tuhan atas segala yang Tuhan izinkan terjadi dalam kehidupan saya. Saya menyadari bahwa seberat apa pun permasalahan hidup yang saya hadapi, tangan kuat Tuhan akan selalu ada untuk menuntun saya melewatinya.
“Tolong aku, ya TUHAN, Allahku, selamatkan aku menurut kasih setia-Mu.”
(Mazmur 109:26, AYT)