Tuhan Memanggilku untuk Melayani-Nya
Shalom,
Saya Pendeta Nuransi. Pada saat ini, saya menggembalakan jemaat di Ngargoyoso. Saya ingin bersaksi tentang panggilan Tuhan kepada saya untuk melayani Dia. Saya berasal dari keluarga besar yang beragama Kristen, tetapi saya mengenal Tuhan secara pribadi sesudah lulus dari SMA, tepatnya pada 1984. Pada Juli 1985, saya menyerahkan diri untuk menjadi hamba Tuhan dan kuliah di Perguruan Tinggi Karismatika di Solo. Selama kuliah, saya suka melakukan penginjilan dan menggunakan waktu untuk menceritakan kepada orang lain tentang cinta kasih Tuhan.
Pada 1988, saya merintis pelayanan di daerah Matesih. Namun, pelayanan itu tidak berlanjut. Lalu, pada 1989, saya kembali merintis pelayanan di daerah Ngargoyoso dan saat itu ibadah masih di dalam rumah. Puji Tuhan, Dia menggenapi firman-Nya, sebab firman Tuhan mengatakan kepada saya untuk pergi memberitakan Injil dan Tuhan akan menyertai. Penyertaan Tuhan dinyatakan sangat sempurna, sekalipun saya seorang gadis, tetapi Ia memelihara, melindungi, dan menjagai sehingga meski ada begitu banyak tantangan dalam pelayanan di Ngargoyoso, satu per satu teratasi dan saya menang. Pada 1989, Tuhan memberkati dengan menyediakan sebidang tanah untuk membangun gereja sehingga bangunan gereja pun akhirnya berdiri. Di sini, iman kami diuji. Pada awalnya, kami hanya punya keinginan yang menggebu-gebu untuk menempati gedung gereja sendiri. Saya bersama jemaat bersatu hati berdoa dan Tuhan pun mencurahkan berkat-berkat-Nya. Kami menghadapi setiap tantangan dengan berdoa dan berpuasa. Saya pun banyak mengisi waktu untuk berdoa sampai mencucurkan air mata. Dan, saya melihat campur tangan Tuhan dalam satu per satu pelayanan saya.
Yang menjadi kerinduan saya pada saat ini adalah seluruh keluarga saya melayani Tuhan. Tidak harus menjadi pendeta. Apa pun profesi mereka, doa dan kerinduan saya, anak-anak, keluarga saya, serta seluruh sidang jemaat bisa menjadi saksi Tuhan sehingga mereka dapat menceritakan kepada orang lain tentang cinta kasih Tuhan. Tantangan terberat yang saya hadapi dalam pelayanan bukan dari luar, melainkan dari dalam hati saya sendiri, yaitu untuk mempertahankan keyakinan saya dan tetap beriman bahwa Tuhan yang memanggil, Tuhan yang memiliki, dan Tuhan yang memberkati. Perjalanan hidup ini tidaklah selalu mulus, tetapi semua dapat dihadapi dengan berdoa dan berpuasa.
Kiranya kesaksian ini menolong kita semua untuk melihat dan memercayai bahwa kuasa Tuhan, dahulu, sekarang, sampai selama-lamanya tidak berubah. Firman Tuhan yang terus saya pegang dalam melayani Tuhan, sejak dipanggil dan dipilih oleh-Nya, ada dalam Yesaya 49:15, 16 yang menyatakan bahwa sekalipun seorang perempuan yang sedang menyusui anaknya tega meninggalkan anak itu, satu kali pun Dia tidak melupakan kita, bahwa kita terlukis pada telapak tangan-Nya.
Oleh karena itu, saudara-saudaraku, berusahalah lebih giat lagi untuk memastikan bahwa kamu benar-benar dipanggil dan dipilih; sebab jika kamu melakukannya, kamu tidak akan jatuh.(2 Petrus 1:10, AYT)
Tuhan Yesus memberkati.